Sifat wajib Allah adalah sifat
yang pasti ada pada Allah . Sifat sempurna yang yang tidak terhingga
bagi Allah. Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa
terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Maka,
wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu diketahui juga
sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan
kepada sifat wajib.
1. Wujud (Ada)
Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau
menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.
Dalil Aqli sifat
Wujud Adanya semesta alam yang kita lihat sudah cukup dijadikan sebagai
alasan adanya Allah, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat
tanpa ada yang membuatnya.
Dalil Naqli sifat Wujud Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari. (QS. AS sajdah [32]:4)
2. Qidam (Dahulu/Awal)
Sifat Allah ini
menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta
alam dan isinya yang Ia ciptakan.
Dalil aqli sifat Qidam Seandainya Allah
tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara qodim dan
hadits. Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat)
mislanya A, dan muhdits A mesti membutuhkan kepada Muhdits yang lain, misalnya
B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C.
Begitulah seterusnya.Apabila tiada ujungnya, maka dikatakan tasalsul (peristiwa
berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur
(peristiwa berputar). Masing-masing dari tasalsul dan daur adalah mustahil
menurut akal. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya
Allah adalah mustahil, maka Allah wajib bersifat Qidam.
Dalil Naqli sifat Qidam Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir
dan yang bathin. (QS. Al-Hadid [57]:3)
3. Baqa’(Kekal)
Allah Akan Kekal
dan Abadi Selamanya, Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan
Dalil Aqli sifat Baqa’ Seandainya Allah
tidak wajib Baqo, yakni Wenang Allah Tiada, maka tidak akan disifati Qidam.
Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang telah
lewat dalam sifat Qidam.
Dalil Naqli Sifat Baqa’ Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali
Dzat-nya. (QS. Qoshos [28]:88)
4. Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan
Ciptaannya/Makhluknya)
Sifat ini
menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita
perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit sendiri tidak mungkin sama
dengan baju yang dibuat orang lain.
Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits
Apabila diperkirakan Allah menyamai sekalian makhluknya, niscaya Allah dalah
baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah mustahil
Dalil Naqli sifat mukhalafah lil hawadits
Tidak ada sesuatu apapun yang serupa
dengan dia, dan dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat. (QS.
Asy-Syuro [42]:11)
5. Qiyamuhu Binafsihi (Allah Berdiri Sendiri)
Artinya Bahwa
Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain.
Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang
mengadakan atau menciptakan.Contohnya, Allah SWT menciptakan alam semesta ini
karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi
Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya
sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak
membutuhkan dzat lain untuk berdirinya. Dan apabila Allah “Sifat” adalah
mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan
sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk
sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti
apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah
(Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah
kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya
(istighna)nya Allah dari dzat. Seandainya Allah membutuhkan sang pncipta,
niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru
sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena
segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta (mujid) yang
kelanjutannya akan mengakibatkan daur atau tasalul.
Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. (QS. Al Ankabut [29]:6)
6. Wahdaniyyah (Tunggal/Esa)
Artinya adalah
Bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa., baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya,
maupun perbuatannya.Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari
penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain
mkenjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari berbagai unsur,
seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging, kulit dan seterusnya.Esa
sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama
dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah, malas dan sombong. Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT
berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa
membutuhkan proses atau tenggang waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya
sendiri tanpa ada yang menyuruh dan melarang.
Dalil Naqli Seandainya
di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan
rusak. (QS. Al Anbiya [21]:22)
7. Qudrat (Berkuasa)
Kekuasaan Allah
SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang
membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda
dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.
Dalil Aqli sifat Qudrot Dalilnya adalah
adanya alam semesta. Proses penyusunan dalilnya, jika Allah tidak berkemampuan
niscaya Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu
menciptakan makhluk barang sedikitpun.
Dalil Naqli sifat Qudrot Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu. (QS. Al-Baqarah [2]:20)
8. Iradah (berkehendak)
Allah SWT
menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan
dari pihak lain atau campur tangan dari siapa pun Apapun yang Allah SWT
kehendakin pasti terjadi, begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki
pasti tidak terjadi.Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit
manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan.
Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak Allah SWT. Pasti
keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia memiliki
keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang tidak terbatas.
Dalil Aqli sifat Irodat. Dalilnya
adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seasndainya allah tidak
bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat
terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak
disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab akanberakibat
lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahi, karena tidak akan mampu
membuat makhluk barang sedikitpun.
Dalil Naqli sifat Irodat. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. (QS. Hud[50]:107)
9. Ilmu (Mengetahui)
Artinya Allah
SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu
Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui
segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang
gaib.Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti
kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis
kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat tersebut meskipun
mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.Kita sering kagum atas
kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga
takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia.
Sadarkah kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan
Allah SWT kepada kita ?.
Dalil Aqli sifat Ilmu Dalilnya adalah
adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tak berilmu
niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah
mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati
dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan
lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat barang makhluk
sedikitpun.
Dalil Naqli sifat Ilmu Dan dia maha mengetahui segala sesuatu.
(QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al Baqaroh [2]:29)
10. Hayat (Hidup)
Artinya Hidupnya
Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri
karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Contohnya : Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan
makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah
SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak
mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.
Dalil Aqli sifat hayat Dalilnya adanya
alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka tidak
akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot adalah
mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, seangkan lemahnya Allah adalah
mustahil, karena tidak akan mampu membuat alam semesta.
Dalil Naqli sifat Hayat Firman Allah : Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang
tidak mati. (QS. Al-Furqon [25]:58)
11. Sama’ (Mendengar)
Allah SWT
mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Yidak ada suara yang
terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan. seperti
suara bisikan hati dan jiwa manusia.Pendengaran Allah SWT berbeda dengan
pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan
pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.
DALIL : ”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui” … (QS Al Maidah :76)
12. Basar ( Melihat )
Allah SWT
melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini . penglihatan Allah
bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak
dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di
alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya
terlihat oleh Allah SWT.
DALIL: ”………Dan Allah maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” … (al-Baqarah: 265)
Dengan memahami
sifat besar Allah SWT hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin
kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan
tetapi kita tidak akan bisa berbohong kepada Allah SWT.
13. Kalam ( Berbicara / Berfirman )
Allah SWT
bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan
kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan
pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti
lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia.Allah SWT berbicara tanpa menggunkan
alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna.
Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para
rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
DALIL : ”……. Dan Allah berkata kepada Musa dengan
satu perkataan yang jelas” (QS AnNisa’ :164)
Oleh karena itu
kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat
tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka
segeralah membaca istighfar.
14. Kaunuhu Qadirun
Yaitu Keadaan
Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
DALIL “Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala
sesuatu“ (QS. Al Baqarah :20).
15. Kaunuhu Muridun
Yaitu Keadaan
Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu, Ia berkehendak
atas nasib dan takdir manusia.
DALIL “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa
yang Dia kehendaki“ … (QS. Hud :107)
16. Kaunuhu ‘Alimun
Yaitu Keadaan
Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu, mengetahui segala hal yang
telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati
dan pikiran manusia.
DALIL “Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“ …
(QS. An Nisa’ :176)
17. Kaunuhu Hayyun
Yaitu Keadaan
Allah Ta’ala Yang Hidup, Allah adalah Dzat Yang Hidup, Allah tidak akan pernah
mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
DALIL “Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup
kekal dan yang tidak mati“ (QS. Al Furqon :58)
18. Kaunuhu Sami’un Yaitu Keadaan Allah
Ta’ala Yang Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan
atau doa hambaNya.
DALIL “Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“
… (QS. Al Baqoroh :256).
19. Kaunuhu Basirun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan
tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).Allah selalu melihat gerak-gerik
kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
DALIL “Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18)
20. Kaunuhu Mutakallimun Yaitu Keadaan
Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman
melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita
telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.
http://www.masuk-islam.com
No comments :
Post a Comment