لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [Al Ahzab 21]
Nabi Muhammad memiliki akhlaq dan sifat-sifat yang sangat mulia.
Oleh karena itu hendaklah kita mempelajari sifat-sifat Nabi
seperti Shiddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh. Mudah-mudahan dengan
memahami sifat-sifat itu, selain kita bisa terhindar dari mengikuti orang-orang
yang mengaku sebagai Nabi, kita juga bisa meniru sifat-sifat Nabi sehingga kita
juga jadi orang yang mulia.
Shiddiq
Shiddiq artinya benar. Bukan hanya perkataannya yang benar,
tapi juga perbuatannya juga benar. Sejalan dengan ucapannya. Beda sekali dengan
pemimpin sekarang yang kebanyakan hanya kata-katanya yang manis, namun
perbuatannya berbeda dengan ucapannya.
Mustahil Nabi itu bersifat pembohong/kizzib, dusta, dan
sebagainya.
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut
kemauan hawa nafsunya.
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌۭ
يُوحَىٰ
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
kepadanya” [An Najm 4-5]
Amanah
Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan
diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW dijuluki oleh
penduduk Mekkah dengan gelar “Al Amin” yang artinya terpercaya jauh sebelum
beliau diangkat jadi Nabi. Apa pun yang beliau ucapkan, penduduk Mekkah
mempercayainya karena beliau bukanlah orang yang pembohong.
“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku
hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” [Al A'raaf 68]
Mustahil Nabi itu khianat terhadap orang yang memberinya
amanah.
Ketika Nabi Muhammad SAW ditawari kerajaan, harta, wanita
oleh kaum Quraisy agar beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama
Islam, beliau menjawab:
”Demi Allah…wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan
matahari di tangan kanan ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan
tugas suci ku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan
(Islam) atau aku hancur karena-Nya”……
Meski kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Nabi, namun Nabi
tidak gentar dan tetap menjalankan amanah yang dia terima.
Seorang Muslim harusnya bersikap amanah seperti Nabi.
Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Segala firman Allah yang
ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Nabi. Tidak ada yang disembunyikan
meski itu menyinggung Nabi.
لِّيَعْلَمَ
أَن قَدْ أَبْلَغُوا۟ رِسَٰلَٰتِ
رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَىٰ
كُلَّ شَىْءٍ عَدَدًۢا
“Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu
telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu
persatu.” [Al Jin 28]
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
karena telah datang seorang buta kepadanya” ['Abasa 1-2]
karena telah datang seorang buta kepadanya” ['Abasa 1-2]
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah S.80:1
turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta yang datang kepada Rasulullah
saw. sambil berkata: “Berilah petunjuk kepadaku ya Rasulullah.” Pada waktu itu
Rasulullah saw. sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy,
sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap mengahadapi
pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya katakan ini
mengganggu tuan?” Rasulullah menjawab: “Tidak.” Ayat ini (S.80:1-10) turun
sebagai teguran atas perbuatan Rasulullah saw.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya’la yang bersumber dari Anas.)
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya’la yang bersumber dari Anas.)
Sebetulnya apa yang dilakukan Nabi itu menurut standar umum
adalah hal yang wajar. Saat sedang berbicara di depan umum atau dengan
seseorang, tentu kita tidak suka diinterupsi oleh orang lain. Namun untuk
standar Nabi, itu tidak cukup. Oleh karena itulah Allah menegurnya.
Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya,
Nabi Muhammad tetap menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi.
Tidak mungkin Nabi itu Kitman atau menyembunyikan wahyu.
Fathonah
Artinya Cerdas. Mustahil Nabi itu bodoh atau jahlun. Dalam
menyampaikan 6.236 ayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu
hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Nabi harus mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada
kaumnya sehingga mereka mau masuk ke dalam Islam. Nabi juga harus mampu
berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.
Apalagi Nabi mampu mengatur ummatnya sehingga dari bangsa
Arab yang bodoh dan terpecah-belah serta saling perang antar suku, menjadi satu
bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan dalam 1 negara yang besar yang dalam
100 tahun melebihi luas Eropa.
Itu semua membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Sedangkan sifat mustahil artinya, para nabi dan rasul
mustahil memiliki sifat tersebut atau tidak memiliki sifat tersebut. Berikut
adalah sifat yang mustahil bagi nabi dan rasul :
- Khidib. Artinya dusta. Seorang Rasul tidak pernah berdusta atau berbohong
- Khianat. Artinya curang
- Kitman. Artinya Tdak menyampaikan atau selalu menyembunyikan
- Biladah. Artinya bodoh
Sifat Jaiz
Para nabi dan rasul pun memiliki sifat jaiz, artinya para
nabi dan rasul memiliki sifat seperti hal nya manusia lain ( A’radhul
Basyariyah ) seperti makan, minum, tidur dll.
No comments :
Post a Comment